Manchester City harus menelan kekalahan mengejutkan di Etihad Stadium setelah tumbang 0-2 dari Bayer Leverkusen pada lanjutan fase grup Liga Champions. Kekalahan ini tidak hanya memutus catatan impresif City yang jarang kalah di kandang, tetapi juga memicu refleksi besar dari sang pelatih, Pep Guardiola. Dalam konferensi pers usai pertandingan, Guardiola mengaku bertanggung jawab penuh atas hasil mengecewakan tersebut.
Rotasi Besar yang Berbalik Arah
Guardiola melakukan keputusan berani dengan merombak skuatnya secara masif, membuat sepuluh perubahan dari susunan pemain sebelumnya. Langkah ini awalnya diniatkan untuk menjaga kondisi fisik pemain inti di tengah jadwal padat. Namun, keputusan tersebut justru berujung pada hilangnya ritme permainan yang menjadi identitas City.
Guardiola menyadari bahwa rotasi sebesar itu terlalu berisiko, terutama di laga penting seperti Liga Champions. Ia menilai para pemain tampak bermain dengan rasa khawatir membuat kesalahan, bukan dengan kebebasan dan agresivitas yang biasanya melekat pada gaya bermain City.
City Kehilangan Kendali

Sejak awal laga, City tampak tidak menemukan pola permainan terbaik mereka. Leverkusen tampil disiplin dan efektif, memanfaatkan celah yang terbuka akibat kurang solidnya koordinasi lini tengah dan belakang City yang diisi pemain dengan kombinasi baru.
Skema serangan balik lawan terbukti mematikan, dengan dua gol yang membuat publik Etihad terdiam. Sementara itu, City kesulitan membangun peluang matang, menunjukkan betapa rotasi ekstrem memengaruhi kohesi tim secara keseluruhan.
Guardiola Mengambil Tanggung Jawab Penuh
Dalam pernyataannya, Guardiola mengatakan bahwa ia tidak akan menyalahkan para pemain atas kekalahan tersebut. Ia menegaskan keputusan rotasi sepenuhnya berada di tangannya, dan ia menerima konsekuensinya.
“Saya bertanggung jawab penuh. Para pemain sudah memberikan yang terbaik, tetapi keputusan saya tidak berjalan sesuai harapan,” ujarnya dengan nada reflektif. Guardiola juga mengakui bahwa dirinya perlu belajar dari keputusan ini agar tidak mengulanginya di pertandingan besar lainnya.
Dampak di Klasemen dan Tantangan ke Depan
Kekalahan ini membuat posisi City dalam grup menjadi lebih sulit, sehingga mereka harus bekerja ekstra keras pada laga penentuan berikutnya. Meski masih memiliki peluang lolos, tekanan kini semakin besar, terutama karena pertandingan tersisa menghadapi lawan kuat.
Guardiola optimistis timnya masih bisa bangkit. Ia menekankan pentingnya evaluasi dan fokus penuh menghadapi laga selanjutnya. Bagi City, kekalahan di Etihad menjadi pengingat bahwa dominasi tidak boleh diambil sebagai hal yang otomatis—terutama di kompetisi seketat Liga Champions.

Tinggalkan Balasan