Tekanan Keuangan di Old Trafford
Manchester United saat ini menghadapi tekanan keuangan yang nyata. Klub harus mematuhi regulasi profitabilitas yakni Premier League Profit & Sustainability Rules (PSR) yang membatasi kerugian kumulatif dan memungkinkan hanya fleksibilitas tertentu dalam pasar transfer. Karena pengeluaran yang sudah besar dan hasil yang belum sesuai harapan, United berada di posisi di mana arus kas dan neraca harus diperkuat.
Penjualan sebagai Solusi Praktis

Salah satu jalan keluar paling realistis adalah menjual pemain — terutama mereka yang datang lewat akademi klub atau memiliki nilai tinggi. Dalam akuntansi klub, penjualan pemain akademi (yang tidak dibeli dengan biaya transfer besar) dianggap sebagai “pure profit” — artinya seluruh hasil penjualan bisa langsung dicatat sebagai keuntungan, bukan dibebankan amortisasi transfer. Oleh sebab itu, pemain seperti Mainoo atau Rashford yang produk akademi menjadi target karena transaksi mereka akan berdampak positif terhadap neraca klub.
Rashford & Mainoo: Kenapa Mereka Masuk Daftar
Marcus Rashford — sebagai salah satu pemain senior dengan gaji besar — menjadi salah satu opsi. Dengan melepas beban gaji tinggi serta mendapatkan fee penjualan, United dapat sekaligus melepaskan liabilitas jangka panjang. Sementara Kobbie Mainoo, sebagai pemain muda hasil akademi, menawarkan nilai “pure profit” yang sangat menarik secara finansial. Meski secara prestasi dan masa depan ia tampak sebagai bagian penting dari tim, kebutuhan keuangan membuat klub mempertimbangkan langkah yang sulit.
Implikasi Untuk Klub dan Strategi
Menjual Rashford atau Mainoo tentu bukan keputusan ringan. Dari sisi identitas klub, melepas produk akademi seperti Mainoo bisa memberi sinyal negatif bahwa pengembangan pemain muda tidak sepenuhnya dihargai. Dari sisi performa, kehilangan pemain kunci akan memberi dampak langsung ke tim dan suporter. Namun dari sisi strategi jangka pendek, langkah ini bisa memberi ruang finansial: menurunkan beban gaji, meningkatkan likuiditas, dan memenuhi persyaratan PSR agar tidak terkena sanksi atau dibatasi dalam aktivitas transfer.
Kesimpulan
Secara ringkas, United mempertimbangkan menjual Rashford dan Mainoo bukan karena mereka tak penting, melainkan karena kebutuhan keuangan dan regulasi memaksa klub untuk melakukan penyesuaian. Penjualan pemain akademi seperti Mainoo mewakili solusi “murni keuntungan”, sementara Rashford mewakili cara untuk mengurangi beban gaji dan sekaligus mendapatkan dana. Meski langkah ini akan menimbulkan kontroversi dan risiko performa, dalam konteks PSR dan kondisi finansial klub saat ini, penjualan mereka bisa menjadi opsi paling realistis untuk menjaga stabilitas keuangan.

Tinggalkan Balasan