Arsenal sempat menjadi pusat perhatian bursa transfer musim panas ini. The Gunners dikabarkan tengah memburu striker tajam Sporting CP, Viktor Gyökeres — sosok yang digadang-gadang sebagai jawaban atas krisis efektivitas di lini depan. Namun, negosiasi yang sulit dan banderol tinggi membuat langkah itu kandas. Alih-alih panik, Mikel Arteta tampak sudah menyiapkan alternatif cerdas: Mikel Merino.
Dari Gyökeres ke Merino: Pergeseran Strategi Arteta

Keputusan untuk mengalihkan fokus dari seorang penyerang murni ke gelandang seperti Mikel Merino mungkin mengejutkan banyak pihak. Tapi jika melihat filosofi Arteta dalam dua musim terakhir, langkah ini sepenuhnya masuk akal.
Arsenal bukan lagi tim yang mengandalkan satu sosok target man seperti era Olivier Giroud. Di bawah Arteta, possession football dan fluid attacking shape menjadi DNA permainan. Merino, dengan kemampuan teknis tinggi dan fleksibilitas posisi, adalah tipe pemain yang bisa menjaga sirkulasi bola sekaligus menambah kreativitas dari lini tengah — sesuatu yang kerap hilang ketika Ødegaard dikunci lawan.
Profil Mikel Merino: Sang Gelandang Serba Bisa

Nama Mikel Merino mungkin tak setenar Gyökeres, tapi kontribusinya di Real Sociedad tak bisa diremehkan. Musim lalu, ia mencatatkan rata-rata 2,1 key passes dan 1,7 tackles sukses per laga di La Liga — kombinasi sempurna antara kreativitas dan kerja keras.
Merino adalah tipe gelandang yang bisa menjadi ball-progressor sekaligus late runner, masuk ke kotak penalti pada waktu yang tepat. Arteta, yang sangat menghargai kecerdasan posisi, jelas melihat sesuatu pada kompatriotnya sesama Spanyol ini. Dengan Merino, Arsenal berpotensi meniru dinamika lini tengah Manchester City ketika menggunakan Bernardo Silva di ruang sempit dan Rodri di belakangnya.
Solusi untuk Masalah Produktivitas
Banyak yang menilai Arsenal butuh finisher murni untuk bersaing di papan atas. Namun, Arteta tampaknya berpikir sebaliknya — masalah Arsenal bukan pada jumlah peluang, melainkan pada quality of chance creation. Dengan tambahan Merino, The Gunners bisa meningkatkan variasi serangan dari lini kedua dan mengurangi ketergantungan pada Saka atau Ødegaard.
Selain itu, kehadiran Merino bisa membebaskan Declan Rice dari tugas kreatif berlebih. Rice dapat fokus menjaga keseimbangan, sementara Merino menjadi penghubung antara lini tengah dan depan. Kombinasi ini berpotensi menghadirkan keseimbangan yang belum sepenuhnya dimiliki Arsenal musim lalu.
Arteta Punya Visi Jelas
Dalam beberapa wawancara, Arteta kerap menekankan pentingnya “control through structure” — kontrol permainan melalui struktur posisi, bukan hanya melalui individu bintang. Merino adalah tipe pemain yang mendukung filosofi tersebut: tak banyak gaya, tapi efisien dan disiplin.
Jika transfer ini benar-benar terealisasi, Arsenal mungkin tak akan punya nama besar seperti Gyökeres di depan. Namun, mereka akan memiliki sistem yang lebih matang dan berlapis. Dan di dunia sepak bola modern, sistem yang solid sering kali lebih penting daripada satu bintang bersinar.
Kesimpulan
Arsenal mungkin gagal mendapatkan Viktor Gyökeres, tapi bukan berarti mereka kehilangan arah. Justru, dengan Mikel Merino, Arteta menunjukkan kematangan dalam membangun skuad yang tak hanya eksplosif, tapi juga stabil dan cerdas.
No Gyökeres, no problem — karena Arsenal punya Merino.

Tinggalkan Balasan